Dasar Pendidikan Nasional menurut Ki Hajar Dewantara

"Pendidikan kita tidak memakai syarat paksaan. Lebih tegas lagi apabila kita mengetahui bahwa sesungguhnya perkataan ‘opvoeding’ atau ‘‘paedagogiek’ itu tiadalah dapat diterjemahkan dengan bahasa kita. Panggulawentah (Jawa) itu bukan memberi pengertian ‘opvoeding’, sebab panggulawentah itu hanya pekerjaannya si dukun bayi. Yang hampir semaksud yaitu perkataan kita: momong, among, dan ngemong.

Itulah yang kita pakai sebagai dasar pendidikan kita. Caranya tiadalah kita memaksa; walaupun hanya sekadar memimpin kadang-kadang juga tidak perlu. Kita hanya diharuskan mencampuri kehidupan si anak kalau sudah ternyata si anak ada di atas jalan yang salah.

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara
Kita tiada memakai dasar ‘regering, tucht en orde’ (perintah, hukuman dan ketertiban), tetapi ‘orde en vrede’ (tertib dan damai, tata-tentrem). Kita akan selalu menjaga atas kelangsungan batin sang anak, dan haruslah ia dijauhkan dari tiap-tiap paksaan. Tetapi kita pun tiada akan ‘nguja’ (membiarkan) anak-anak. Kita hanya harus mengamat-amati, agar anak dapat bertumbuh menurut kodrat.

Semua itu adalah syarat-syarat kita hendak berusaha mendatangkan rakyat yang merdeka, dalam arti yang sebenar-benarnya. Yaitu: lahir tiada terperintah, batinnya bisa memerintah sendiri, dan ... dapat berdiri sendiri karena kekuatan sendiri.’

  1. Tetep, antep, dan mantep. Ketetapan fikiran dan batin itulah yang akan menentukan kwalitet seseorang. Dan jika tetep dan antep itu sudah ada, maka mantep itu datang juga, yakni tiada dapat diundur lagi.
  2. Ngandel, kandel, kendel, bandel. Artinya: percaya akan memberi pendirian yang tegak. Maka kemudian kendel (berani) dan bandel (tidak lekas ketakutan, tawakal) akan menyusul sendiri.
  3. Neng, ning, nung, dan nang. Kesuciaan fikiran dan kebatinan, yang didapat dengan ketenangan hati, itulah yang akan mendatangkan kekuasaan.

Dan kalau sudah ada tiga-tiganya itu, maka kemenangan akan jadi bahagian kita."

Ki dan Nyi Hajar Dewantara di tengah keluarga Taman Siswa Pangkalpinang yang didirikan pada 5 Juni 1935
Ki dan Nyi Hajar Dewantara di tengah keluarga Taman Siswa Pangkalpinang yang didirikan pada 5 Juni 1935 (Sumber foto: koleksi foto Drs. Soewartoyo di vebma.com)

Cuplikan Pidato Ki Hajar Dewantara

Sumber:
Buku Pendidikan halaman 13 - 14 yang dikutip dari majalah Wasita jilid 11 No. 1-2 - Juli-Agustus 1930

Berlangganan info terbaru blog ini melalui email:

0 Komentar "Dasar Pendidikan Nasional menurut Ki Hajar Dewantara"

Posting Komentar